Kamis, Januari 29, 2009

Saat Sakit Menyapa kita


Sesungguh tiada yang mendamba untuk sakit, tapi Allah menghadirkan sakit untuk menguji keimanan & ketaqwaan kita.Sakit juga datang untuk melatih kesabaraan kita, sabar untuk bisa ikhlas menerima ujian Allah. Sakit juga mengajarkan kepada kita betapa nikmatnya sehat itu, tapi..kenapa pula kita masih enggan untuk menjaganya. Sakit juga menjadi sarana untuk menghapus dosa-dosa kita seperti daun-daun yang berguguran dari pepohonan.

Akankah kita masih setia kepadanyanya disaat sakit menyapa kita?? Apa yang musti kita lakukan saat sakit? aa gym dalam salah satu bukunya menyebutkan :


  • Berprasangka baik kepada Allah

Saat kita sakit kita dapat melatih kesabaran kita. Pertama kita harus sabar dalam berprasangka baik kepada Allah,sehingga kita sadar bahwa sebenarnya tubuh kita ini adalah milik Allah SWT, bukan milik kita. Sediktpun kita tak punya kuasa atas tubuh ini. dan kuas Allah Tak mampu dicegah oleh malhluk. Meski disamping kita ada dokter & juga perawat yangs iap menolong kita, tanpa kehendaknya sakit yang kita derita tetep enggan buat pamit.


Tapi, ingatlah..."laayukallifullahu nafsan illa wus'aha.." (QS. Al Baqarah:286). Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Sakit yang menimpa diri kita sudah pasti diukur oleh Allah_takkan Odhe(over dosis). Bahkan sampai yang luar bias sekalipun telah diukur oleh Allah. Tidak munggkin Allah memberikan satu cobaan kepada kita yang kita tak sanggup untuk memikulnya. Karena yang menciptakan saraf sakit kepada kita juga Allah. Untu itu ucapkanlah innalillahi wa inna ilaihi raaji'un, saya adalah milik Allah, allah sangat mampu berbuat apa saja jkepada diri ini.



  • Tidak berkeluh kesah

Berusahalah selalu untuk tidak mengeluh, sebab keluh kesah termasuk tanda-tanda ketidaksabaran, ngarasula jika dalam bahsa sunda. "Auuh....aing ieu manh nyeri pisan", aduuuh...ini sakit sekali rasanya. jika kita terlalu mendramatisasi keadaan kita, sakit yang tadinya biasa-biasa saja bisa tersa semakin sakit (nyeri). Tapi ad sebagian orang yang menyukai kebiasaan ini, entah mengapa ada semacam kesenangan ketika orang bersimpati kepada atas sakit yang dirasa. Ia puas mengajak orang lain menderita.


Kalo biasanya kita mengekspos sakit kita kemana-mana, alangkah baiknya mulai saat ini kita mengelih dengan menyebut nama Allah. Seperti , "Ya Allah, ya Rabb, ya Syafii,...Ucapan seperti inlah yang akan mendatangkan manfaat dan juga pahala.


Selain itu jangan jadikan sakit, untuk bermanja-manja dengan membebani orang lain. Lain halnya ketika sakit anda memang mengharuskan anda untuk bedrest(tirah baring). Adalah suatu kedzaliman ketika kita memaksaakan diri untuk tetap beraktivitas.



  • Mentafakuri hikmah sakit

Ada banyak hikmah yang bisa kita raup saat sakit menyapa kita. Ambil contoh, saat kita sariawan (stomatitis). Bibir memang terasa tidak enak, makanpun jadi tidak enak. Tapi, bandingkanlah sikit kita (sariawan) dengan sakit saudara kita yang menderita Gagal ginjal (acut/ cronic renal failure), yang mengharuskan mereka balak balik kerusakit 2 kali sepekan buat cuci darah. dan tentukanya rasa sakit yang mereka rasakan jauh lebih salit, dengan badan yang semakin melemah karena ginjalnya sudah tak mampu lagi untuk memfiler darah.



  • Menyempurnakan ikhtiar untuk sembuh

adakalanya orang yang sakit terkadang disebabkan karena kelalaiannya untuk minum obat. Ada orang yang harus kedokter ini-itu tetapi terus mengeluh karena uangnya habis untuk berobat. Padahal tanpa disadari biaya itupun pada dasrnya dari Allah.


Untuk itu bersabarlah, karena sakit juga akan menggugurkan dosa-dosa kita. Dalam sebuah hadits Bukhari bahwa suatu ketika Abdullah bun Mas'ud RA menghampiri Rasulullah yang tengah sakit. saat itu ia meraba tangan Rasul sambil berkata, " Ya Rasulullah, penyakit anda sangat berat." Rasulullah memberikan jawaban, :"Benar penyakit saya ini sama dengan penyakit dua orang diantara kamu." Abdullah menjawab lagi, "itulah sebabnya anda mendapat pahala dua kali lipat. "Rasulullah membalas "benar", dilanjutkan dengan sabdanya lagi, " Setiap orang islam yang mendapat bencana penyakit de el el, maka Tuhan menggugurkan (mengampuni) kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon kayu menggugurkan daunnya."



  • Berniat untuk sembuh

Kuatkan azzam dihati kita untuk sembuh. Jangan sampai sakit ini menjadi alasan serta sarana untuk menggampag-gampamgkan ibadah. Sabar untuk berniat sembuh akan memotivasi diri kita agar tidak menyerah pada rasa sakit. Perjuangan kita untuk menjalani rasa sakit insya allah dicatat sebagai jihad fii sabilillah.

Rabu, Januari 28, 2009

Renungan saat dicela


Banyak orang yang hancur karena takut celaan manusia dan suka akan sanjungan. Ini termasuk hal yang merusak yang harus diobati. Namun, jika ada yang berbuat lancang kepadamu, karena apa yang dia katakan itu tidak ada pada dirimu, maka engkau perlu merenungkan tiga hal berikut :


  • Jika engkau tidak merasa mimiliki aib seperti yang yang dikatakannya, boleh jadi engkau memiliki aib yang serupa. Bersyukurlah kepada Allah karena banyak aibmu yang ditutupi Allah dan tidak ada yang mengetahuinya serta membukanya padamu.

  • Tindakannya itu merupakan penebus bagi dosa-dosamu

  • Jika ia tetap mencelamu, maka berdoalah agar dosanya diampuni Allah SWT, sebagaimana diriwayatkan bahwa ada seseorang yang mencaci maki Ibrahim bin Adham. tapi justru bilo memohonkan ampunan bagi orang tersebut.

(Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin)


Menentukan Prioritas


Besar dan kecil sama pentingnya.Perhatian pada yang kecil tidak boleh melalaikan yang besar. Begitu sebaliknya. Kedua adalah bagian dari proses yang harus mendapat perhatian penuh. Mungkin kita pernah mendapati orang yang tidak melakukan shalat berdalih yang penting tidak berdusta. Ia menganggap besar perkara kejujuran dan mengecilkan shalat. ada pula yang tidak berzakat kemudian beralasan yang penting tidak korupsi, dan ada pula mengatakan tidak menutup aurat yang penting tidak berzina dan hati mulia. Itu artinya ia menganggap remeh perkara2 yang (enggan) ia tunaikan.

Salah satu cara syeithan memperdaya manusia adalah dengan menghembuskaninformasi semacam itu. Meletakkan prioritas palsu kepada seseorang dalam melakukan kebaikan. Menjadikan amal-amal baik saling bertentangan atau menciptakan timbangan prioritas amal yang menyesatkan. Merubah yang sunnah menjadi wajib, yang wajib dinafikan dengan kewajiban lain,merubah yang kecil menjadi besar, atau sebaliknya.

Ukuran semua itu harus dikembalikan pada mizan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Nilai sesuatu itu besar atau kecil, tidak bisa diserahkan pada pertimbangan logika. apalagi perasaan seseorang yang sangat variatif. Karena itulah perhatian pada hal yang kecil sama pentingnya denngan meletakan perhatian pada yang besar. Melukukan yang wajib tidak berarti melalaikan kewajiban yang lain, apalagi menafikan yang sunnah. dan untuk hal iini, berarti kita harus memiliki acuan ilmu islam yang mencukupi sebagai muslim.

Kadang, orang merasa bangga dengan amal-amalnya yang dianggap "besar". padahal amal itu bisa saja bernilai kecil disisi Allah SWT. Kadang juga, orang merasa kurang dalam beramal, tapi sebenarnya ia memiliki kedudukan yang lebih baik disisi Allah SWT.

Lihatlah Ungkapan Anas RA :"Sesungguhnya kelak kalian akan melakukan perbuatan yang kalian anggap lebih tipis dari rambut, sedangkan kami menganggapnya pada zaman Rasulullah SAW termasuk dosa besar."

Ibnu Mas'ud jga menyinggung hal ini dalam perkataannya, "Sesungguhnya seorang mukimin melihat dosanya, seolah ia beradadibawah sebuah gunung yang dikhawatirkan akan menimpanya. Dan orang yang fajir melihat dosanya seperti lalat yang hinggap dihidungnya"(HR. Bukhari).

Karena itu, sekali lagi besar kecil harusdiukur sesuai petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW agar kita tidak salah dalam meletakkan prioritas.