Inilah pendapat beberapa ilmuwan non muslim mengenai Alqur’an:
1. Napoleon Bonaparte :
a. Selama berabad-abad pertengahan, sejarah Islam peradaban sepenuhnya. Berkat keuletan kaum Musliminlah maka ilmu pengetahun dan falsafah Yunani tertolong dari kebinasaan, dan kemudian datang membangunkan dunia Barat serta membangkitkan gerakan intelektual sampai pada pembaruan Bacon. Dalam abad ke-t dunia lama itu sedang dalam sakaratul maut. Muhammad memberi kepada mereka sebuah Qur’an yang merupakan titik tolak ke arah dunia baru. (dari buku Stanislas Cuyard-Ency des Sciences Religioses, Paris, 1880, jilid IX)
b. Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam, karena hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan. (dari buku Bonaparte et l’Islam oleh Cherlifs, Paris)
2. W.E Hocking dalam Spirit of World Politics-New York’32 berkata:
..Saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa QUr’an berisi amat banyak prinsip-prinsip yang diperlukan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan abad ke-13, Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh Dunia Barat.3. E. Denisen Ross dari Introduction to the Koran-George Sale berkata:
Qur’an memegang peranan yang lebih besar terhadap Kaum Muslimin daripada peranan Bible dalam agama Kristen. Ia bukan saja merupakan sebuah kitab suci dari kepercayaan mereka, tetap juga merupakan textbook dari upacara agamanya dan prinsip-prinsip hukum kemasyarakatan….Sungguh sebuah kitab seperti ini patut dibaca secara meluas di Barat, terutama di masa-masa ini, dimana ruang dan waktu hampir telah dipunahkan oleh penemuan-penemuan modern.
4. DR. J. Shiddly dalam buku The Lord Jesus in the Qur’an berkata:
Qur’an adalah Bible kaum muslimin dan lebih dimuliakan dari kitab suci yang manapun, lebih dari kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru.
5. Prof. A.J. Amberry, dalam buku De Kracht van den Islam berkata:
Qur’an ditulis dengan gaya tak menentu dan tidak teratur, yang menunjukkan bahwa penulisnya di atas segala hukum-hukum pengarang manusia.
[dikutip dari Serial Kristologi Islami : Pendapat Ilmuwan Non Muslim tentang Bibel dan Alqur'an karya Drs. H. Wakhid Rosyid (Willibrordus Romanus) Lasiman]
Jadi malu, mereka yang ilmuwan non muslim saja bisa berkata seperti itu terhadap Alqur’an berarti mereka telah mempelajari meneliti dengan seksama isi dari AlQur’an sampai kepada kesimpulan seperti yang mereka kemukakan. Mereka saja sampai mempelajari seperti itu sedangkan kita (saya)? Kebanyakan dari kita malah asik membaca buku, majalah, koran dan sering melupakan buku teragung kita.
Tidak ada salahnya juga membaca buku-buku bahkan menurut Pak Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya ESQ, kita malah sangat dianjurkan untuk membaca berbagai buku, namun disarankan kita untuk tetap membaca Alqur’an, sebagai penyeimbang, agar kita tetap memiliki pegangan yang kuat, dan tidak terjerumus pada pemikiran yang keliru. Karena pengaruh bacaan itu sangat kuat. Masih menurut Ary Ginanjar, Setiap bacaan, kejadian, perkataan, perbuatan orang lain, dan sikap orang lain akan membekas pada diri kita, baik itu secara tidak disengaja atau memang disengaja.
Begitu banyak paham-paham yang diajarkan orang lain yang telah mempengaruhi pemikiran jutaan orang seperti di RUsia dengan ajaran komunisnya, Pemikiran Mao Tse Tsung yang telah mengubah wajah satu milyar orang Cina dengan ajaran Komunis dan sosialisnya. Peter Drucker yang terkenal dengan pemikiran “Management by objective” yang banyak membuat orang begitu mendewakan sebuah keberhasilan ekonomi, tetapi begitu mengabaikan keseimbangan nurani.
Begitu pula dengan pemikiran Dale Carnagie, Stephen COvey, Robert T Kiyosaki yang juga banyak dianut oleh begitu banyak orang islam namun banyak yang tidak menyadari bahwa seharusnya setelah baca buku itu mereka kembali lagi kepada Allah Swt sebagai pemilik kebenaran.
Kok kita malah lebih banyak membaca literatur barat ya padahal ilmuwan barat banyak yang membaca literatur Islam?…..
Minggu, April 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar