Minggu, November 15, 2009

Sabar karena Allah


Sabar karena Allah Buat halaman ini dalam format PDF Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail
Oleh Eric Kairupan

Sebuah kata yang sering diucapkan oleh banyak orang, baik itu sebuah ucapan untuk orang lain ataupun perkataan dari orang lain terhadap kita, diberbagai macam suasana; susah, senang, suka dan duka adalah sabar. Yakinlah kata “sabar” ini banyak mengisi hari-hari kita, karena dengan segala kejadian yang kita alami maka tidaklah mungkin ucapan sabar itu terlewatkan di dalam kehidupan. Terutama untuk yang berkaitan dengan kesedihan (duka) atau musibah, pastinya kata sabar kerap kali terucapkan kepada yang sedang terkena musibah itu. Rasanya tidak terlalu sering kata sabar ini diucapkan apabila terjadi dalam suasana penuh kegembiraan atau kesenangan...

Sebenarnya sabar itu adalah sebuah kondisi yang harus dijalani oleh seorang manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala di dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini dalam situasi apapun juga. Artinya kita bersabar tidak hanya di dalam sebuah situasi yang pahit atau menderita , tetapi baik itu di waktu susah dan senang kita diharuskan bersabar menghadapi apapun yang Allah limpahkan kepada kita sebagai hamba-hamba-Nya. Dan kita menjalani kesabaran itu dengan hanya ikhlas serta hanya mengharapkan ridha dari Allah Taabaraka wa Ta’aala.

Allah Ta’aala berfirman di dalam surah Ar Ruum (30) ayat 60: “Fash bir inna wa’dallaahi haqquw wa laa yastakhiffannakal ladziina laa yuuqinuun”. Diterjemahkan; Maka bersabarlah engkau, sesungguhnya janji Allah itu benar dan janganlah engkau tergoncang (tentang kebenaran ayat-ayat Allah) oleh orang-orang yang tiada yakin”.

Dengan bersabar maka seseorang akan terbentuk jiwanya menjadi kuat dan sanggup menghadapi berbagai macam problema dan polemik kehidupannya, ia akan menjadi sebuah sosok manusia yang tidak mudah tergoncang, tidak lekas bingung ataupun panik dan juga akan selalu dapat mengontrol dirinya untuk tidak cepat putus asa dan kehilangan keseimbangan ketika menerima ujian dari Allah ‘Azza wa Jalla. Pada dasarnya sabar itu akan menjadi sebuah senjata yang ampuh dalam menghadapi berbagai macam halangan, rintangan dan tantangan hidup.

Juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa Allah telah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk selalu bersabar, seperti di ayat 17 dari surah Luqmaan (31): “... washbir ‘alaa maa ashaabaka inna dzaalika min ‘azmil umuur”. Diartikan, “... dan bersabarlah atas apa-apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah urusan yang diutamakan (termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah)”.

Mengapa Allah memerintahkan kita sebagai umatnya untuk sabar? Tiada lain karena sifat sabar ini dikaruniakan Allah hanya kepada ciptaan-Nya yang bernama manusia. Sifat sabar tidak diberikan kepada hewan, sehingga binatang hanya selalu menuruti hawa nafsunya saja. Sabar juga tidak diberikan kepada malaikat, dikarenakan malaikat diciptakan Allah dengan tidak ada nafsu kecuali hanya melaksanakan apa-apa yang Allah telah perintahkan kepada mereka.

Tetapi ada satu makhluk selain manusia yang juga mempunyai sifat sabar, yaitu Iblis. Iblis mempunyai sifat sabar, yaitu sangat sabar ketika menggoda manusia supaya menjalankan keinginan Iblis demi memasukkan manusia itu ke dalam neraka nantinya sehingga dapat berjumpa lagi denga Iblis disana. Namun kesabaran Iblis ini tentunya berbeda dengan apa telah Allah ‘Azza wa Jalla fitrahkan kepada kita, yaitu sabar dalam menghadapi segala ujian yang Allah titipkan kepada manusia. Karena bagi hamba-hamba-Nya yang sabar Allah akan memberikan pahala dan kemuliaan seperti yang difirmankan dalam surah An Nahl (16) ayat 96: “Wa la najziyannal ladziina shabaruu ajrahum bi ahsani maa kaanuu ya’maluun”, atau, “Dan sungguh Kami memberi balasan terhadap orang-orang yang sabar akan pahala dengan lebih daripada apa yang mereka kerjakan”.

Sabar juga merupakan tanda dari keimanan dan ketaqwaan seorang manusia terhadap Allah Ta’aala, hal ini dijelaskan pula dalam surah Al-Baraqah (2) ayat 177: “... Wash shaabiriina fil ba’saa-i wadh dharraa-i wa hiinal ba’si ulaa-ikal ladziina shadaquu wa ulaa-ika humul muttaquun”. Artinya; “... dan orang-orang yang sabar dalam kesengsaraan (kesempitan), penderitaan dan pada waktu peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.

Dalam sebuah hadits dari junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaih wa Sallam dari Abu Na’im yang diriwayatkan oleh Ibnu Mani’ bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ash shabru nishful iimanii wal waqiinu al iimaanuu kulluhu”, atau; “sabar itu adalah setengah dari iman, dan yakin itu iman seluruhnya”.

taken from: http://baitul-ikhlas.com/index.php?option=com_content&task=view&id=48&Itemid=33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar